logo blog

Selamat Datang Di Blog Sehat dan Cantik
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Sehat dan Cantik ini,
semoga apa yang kami share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

Hati-hati Menggunakan Antibiotik

Pengertian Bakteri
Bakteri adalah organisme yang sangat kecil dan berukuran mikron, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, sehingga disebut juga mikroorganisme. Mikroorganisme ada berbacam-macam jenisnya antara lain virus, jamur, parasit dan bakteri. Bakteri dapat dijumpai di hampir semua tempat seperti tanah, air, udara, hidup bersama organisme lain bahkan dalam tubuh manusia.

Macam-macam Bakteri
Berdasarkan sifatnya
1. Bakteri bersifat menguntungkan
1. Bakteri ini bermanfaat misalnya di bidang pangan, pengobatan dan industri.
2. Bakteri bersifat merugikan
1. Bakteri ini dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit pada manusia. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia, maupun pada hewan dan tumbuhan disebut patogen. Beberapa contoh bakteri patogen dan penyakit yang ditimbulkannya yaitu
Salmonella typhi => Tifus
Shigella dysenteriae => Disentri basiler
Vibrio cholera => Kolera
Haemophilus influenza => Influensa
Diplococcus pneumoniae => Pneumonia (radang paru-paru)
Mycobacterium tubercolosis => TBC paru-paru
Clostridium tetani => Tetanus
Neiseria meningitis => Meningitis (radang selaput otak)
Neiseria gonorrhoeae => Gonorrhaeae (kencing nanah)
Treponema pallidum => Sifilis atau Lues atau raja singa
Mycobacterium leprae => Lepra (kusta)
Treponema pertenue => Puru atau patek

Berdasarkan kemampuan mengikat pewarna gram
a. Bakteri gram positif
b. Bakteri gram negatif
Kemampuannya mengikat pewarna gram ditentukan oleh perbedaan struktur dinding sel bakteri. Perbedaan ini dapat menyebabkan peerbedaan sensitivitas bakteri terhadap jenis antibiotika golongan tertentu.

Resistensi Bakteri
Resistensi bakteri adalah kondisi ketika suatu strain bakteri menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik. Resistensi ini berkembang secara alami melalui mutasi yang terjadi secara perlahan dan acak dan juga bisa direkayasa oleh pemakaian obat antibiotik yang tidak tepat.

Setelah gen resisten dihasilkan, bakteri kemudian dapat mentransfer informasi genetik secara horisontal (antar individu) dengan pertukaran plasmid. Gen tersebut kemudian akan mewariskan sifat itu kepada keturunannya, yang akan menjadi generasi resisten. Bakteri bisa memiliki beberapa gen resistensi, sehingga disebut bakteri multiresisten atau “superbug”. Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia.

Resisten bakteri memang seperti tidak terasakkan secara langsung akibatnya oleh pasien, namun baru akan terasakan dampaknya ketika seseorang terinfeksi dan tidak sembuh-sembuh setelah diberi antibiotik. Hal ini bisa terjadi jika pasien tersebut terinfeksi oleh bakteri yang resisten antibiotik, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit dan harus menggunakan obat yang lebih kuat dan lebih mahal dengan lebih banyak efek samping. Jika kejadian ini terakumulasi dalam sekelompok masyarakat, maka biaya kesehatan menjadi sangat meningkat.

Macam-macam antibiotik
Golongan obat yang bisa membunuh bakteri disebut dengan golongan antibiotik. Terdapat sedikitnya 4 golongan antibiotika berdasarkan mekanisme kerjanya dalam membunuh bakteri yaitu:
1. Yang bekerja menghambat pembentukan dinding sel bakteri, contoh : golongan Penisilin dan Sefalosporin, misalnya amoksisilin, ampisilin, sefotaksim, sefiksim, seftriakson.
2. Yang bekerja menghambat transkripsi dan replikasi DNA bakteri, contohnya golongan kuinolon (siprofloksasin), rifampisin, aktinomisin.
3. Yang bekerja menghambat sintesis protein bakteri contohnya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin), aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol dll.
4. Mengantagonis asam folat yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri, contohnya golongan sulfat.
Dari sini dapat diketahui bahwa macam antibiotika itu cukup banyak dan masing-masing memiliki spesifikasi dan potensi terhadap jenis bakteri tertentu. Ketika seorang pasien didiagnosis terkena infeksi bakteri, maka dokter akan memilihkan antibiotika yang sesuai dengan kondisi pasien (jenis penyakit, macam bakteri penginfeksi, sensitivitas kuman terhadap antibiotika).

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
Bakteri adalah organisme yang memiliki daya adaptasi yang tinggi, sehingga resistensi terhadap antibiotika bisa merupakan respon bakteri terhadap lingkungannya, termasuk terhadap paparan antibiotika. Sehingga sebagian dari bakteri justru berkembang menjadi kebal terhadap antibiotika tersebut. Beberapa contoh penggunaan antibiotika yang tidak tepat dan memicu resistensi antibiotika yaitu
1. Penggunaan antibiotik berlebihan
1. Antibiotika tidak bisa membunuh virus. Beberapa penyakit yang sering kita jumpai seperti flu, batuk, diare, sebagian besar disebabkan oleh virus. Namun sering kali dokter meresepkan atau juga pasien berinisiatif untuk menggunakan antibiotik. Semestinya antibiotik hanya diperlukan bila flu dan pilek sudah ditumpangi infeksi sekunder oleh bakteri, dan itu dapat terlihat dari adanya tanda-tanda infeksi. Penggunaan yang tidak tepat seperti ini bisa menyebabkan bakteri yang semula “lemah” akan berevolusi menjadi bakteri yang “kuat” dan resisten.
2. Penggunaan antibiotik yang terputus
1. Sering terjadi pasien menghentikan penggunaan antibiotika jika sudah merasa sembuh, padahal penggunaan antibiotika seharusnya dilakukan sampai jangka waktu tertentu, misalnya 5 hari atau 7 hari. Antibiotik harus habis diminum walaupun sudah merasa nyaman.

Sumber: Tribun Jogja

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2015. Sehat dan Cantik itu Mudah dan Murah - All Rights Reserved
Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger